Selasa, 23 September 2008

Sejarah IRM-MU SMAN SABAN



SEJARAH IRM-MU

Sejarah panjang Ikatan Remaja Masjid Manba’ul Ulum (IRM-MU) SMAN 1 Banjar bermula dari semangat beberapa orang siswa untuk menghidupkan kegiatan keislaman di sekolah hingga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang islami, sejalan dengan visi dari SMAN 1 Banjar itu sendiri, yakni “Andal dalam IMTAK, kompetitif dalam prestasi”.

Pada awal mulanya, IRM merupakan perkumpulan beberapa orang siswa yang aktif mengurusi kegiatan-kegiatan keislaman sekolah, dan berbasis di mushola Al Ulum1. Saat itu belum ada masjid, sehingga aktivitas shalat dan beberapa kegiatan keislaman lainnya dilakukan di mushola Al Ulum tersebut. Hal ini tentunya menumbuhkan kerinduan pada warga sekolah untuk memiliki sebuah Masjid Sekolah, hingga akhirnya pada tahun 1996 masjid Sekolah pun mulai dibangun. Pembangunannya disambut dengan baik oleh seluruh warga SMAN 1 Banjar waktu itu, mulai dari Guru hingga para murid, bahkan masyarakat sekitar sekolah. Hal ini dapat dilihat dari betapa antusiasnya para siswa ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan, yakni saat tahap pengecoran masjid tersebut, hampir seluruh siswa ikut terlibat di dalamnya. Setelah berlangsung …. tahun/bulan, akhirnya pembangunan Masjid sekolah pun selesai, dan Masjid tersebut dinamai Manba’ul Ulum, yang berarti “Sumber Ilmu”, dengan harapan Masjid tersebut, tidak sekedar menjadi tempat shalat akan tetapi bisa menjadi sumber ilmu bagi para siswa dan seluruh civitas akademik sekolah, khususnya ilmu keagamaan yang dapat dijadikan bekal untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Setelah Masjid Manba’ul Ulum berdiri, aktivitas shalat dan kegiatan-kegiatan keislaman lainnya menjadi semakin semarak. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran para siswa yang tergabung di IRM. Terlebih semenjak Masjid ini mulai difungsikan, IRM diberikan sekretariat di Ruang samping mimbar sebelah Selatan. Di sinilah para pengurus IRM merumuskan beberapa aktivitasnya. Diantara para pengurus yang memulai aktivitas di masjid Manba’ul Ulum tersebut adalah Kuwat Prasetya, Asep Aruman, Beni dan beberapa rekan seangkatannya yang termasuk kepengurusan IRM tahun 1999-2000. Hingga saat itu, IRM masih berupa perkumpulan siswa biasa, belum berbentuk organisasi ekstrakurikuler, hingga kemudian pada Kepengurusan berikutnya tahun 2000-2001, mulailah disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Ikatan Remaja Masjid Manba’ul Ulum (IRM-MU) yang diprakarsai oleh Eska Natasuryana, Nursidik, Husein, Ari Tanri, Candra Firmanto, Dadan, Gumilar Santika, Dadang, Wendi PR, Riswanto dan teman-teman pengurus seangkatannya.

Pada rentang waktu tahun 1998-2001 ini terjadi peristiwa bersejarah yang hampir membuat para siswa SMAN 1 Banjar tergelincir pada penyelewengan aqidah islam, yakni adanya gerakan N-11, yakni gerakan yang mengharapkan berdirinya Negara Islam Indonesia, namun dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan syari’at Islam. Gerakan ini berhasil merekrut beberapa siswa termasuk pengurus Inti IRM-MU, namun atas penyadaran beberapa pihak dari Guru dan juga siswa yang tidak terlibat, akhirnya para siswa dan pengurus IRM-MU yang terekrut akhirnya berhenti dari gerakan tersebut dan menyadari kesalahannya. Sejak saat itu gerakan tersebut dapat dicegah oleh sekolah dan tokoh siswa yang menjadi ”sesepuh” gerakan tersebut di sekolah akhirnya di keluarkan pihak sekolah karena tidak mau mengikuti aturan, dalam hal pelaksanaan ujian mata kuliah agama.

Kondisi yang demikian menyebabkan instabilitas di tubuh IRM-MU, hingga berpengaruh terhadap kepengurusa IRM-MU tahun 2001-2002, dimana kelas 2-nya yang tersisa waktu itu hanya berjumlah 3 orang saja, yakni Asep Kamaludin, Dewi Ratih PH dan Mahyana Sari. Dengan kondisi yang demikian akhirnya Pengurus kelas 3, yang waktu itu dijabat oleh Nursidik sebagai Ketua, Eska Natasuryana sebagai Wakil Ketua 1 dan Husein sebagai Wakil Ketua 2, melakukan akselerasi dalam pengkaderan terhadap anggota kelas 1 yang baru masuk, yakni dengan memanfaatkan moment ”Gema Ramadhan 1422 H”, disini dibentuklah kepanitiaan yang seluruhnya berasal dari kelas 1, dan dipilihlah Agus Haeruman sebagai Ketua Panitia, dan dibantu rekan-rekan seangkatannya.

Setelah kepanitiaan Gema Ramadhan selesai, maka dilakukanlah suksesi kepengurusan, yang akhirnya menetapkan Agus Haeruman sebagai Ketua Umum, Iip Jenal Aripin sebagai Wakil Ketua I dan Indra Rizqia Utama sebagai Wakil Ketua II serta Perangkat kepengurusan lainnya. Pada saat itu, Musyawarah Badan Pengurus Tahunan I (MBPT)2 menetapkan bahwa kepengurusan tersebut menjabat selama 2 tahun, yakni tahun 2001-2003. Namun pada tahun kedua terdapat reshufle pengurus yang menetapkan Dahlia Anggraeni menjadi Wakil Ketua II menggantikan Indra Rizqia Utama. Pergantian Ketua II oleh seorang Akhwat adalah untuk mengakomodir aktivitas yang berorientasi ke-akhwat-an, karena dari segi kuantitas jumlah akhwat di IRM-MU memang mayoritas lebih banyak.

Pada kepengurusan inilah mulai dilakukan perapihan organisasi menjadi bentuk organisasi ekstrakurikuler yang profesional dan memiliki perangkat organisasi yang lengkap. Mulai dari Penyempurnaan AD/ART yang disahkan pada Musyawarah Anggota Tahunan II, diketahui oleh Pembina IRM-MU Bapak Ahud Sholahuddin dan Kepala Sekolah SMAN 1 Banjar Bapak K. Hidayat, hingga membuat kelengkapan perangkat organisasi mulai dari bidang-bidang hingga divisi-divisi yang berada dibawahnya, sehingga hal ini dapat mengakomodir anggota IRM-MU yang jumlahnya cukup banyak, serta memperjelas kerja dari masing-masing bidang ataupun divisi.

Setelah 2 tahun berjalan dalam kepemimpinan Agus Haeruman, kepengurusan selanjutnya berjalan normal selama 1 tahun. Adapun kepengurusan selanjutnya adalah sbb:

2003-2004

Ketua : Barkah Firdaus

Ketua I : Ghifari Furqan

Ketua II : Devi Siti Fatimah

2004-2005

Ketua : Dian Rosdiana

Ketua I : Jendri Irawan

Ketua II : Tini

2005-2006

Ketua : Arif Nurahman

Ketua I : Riki Taufikurahman

Ketua II : Aresti Wulansari

2006-2007

Ketua : Uman Miftah Sajidin

Ketua I : Anton Timur Jaelani

Ketua II : Fitri Apriyani

2007-2008

Ketua : Haris Muchlisin

Ketua I : Fadly Fauzie Firdausi

Ketua II : Yuli Kurniati

2008-2009

Ketua :

Ketua I :

Ketua II :

Dan juga setelah kepemimpinan Agus Haeruman, IRM-MU ini telah mengalami perubahan-perubahan dalam hal sistem keorganisasian, keanggotaan, maupun metode dakwah. Misal, dalam sistem keorganisasian dahulu kepengurusan IRM-MU terdiri dari Ketua, Wakil Ketua 1, Wakil Ketua 2, Sekretaris 1, Sekretaris 2, Bendahara 1, Bendahara 2 kemudian terdiri dari 5 bidang keorganisasian yang masing-masing memiliki Ketua Bidang dan anggotanya dibagi menjadi Divisi-divisi khusus. Dibentuknya divisi-divisi khusus dikarenakan jumlah anggota IRM-MU dahulu sangat banyak, dengan maksud agar tidak ada kekosongan fungsi terhadap anggota yang begitu banyak, sehingga dibuatlah fungsi yang detail dari tiap program bidang dengan cara membuat divisi-divisi khusus. Untuk yang sekarang kepengurusan IRM-MU terdiri dari Ketua Umum, Ketua 1, Ketua 2, Sekretaris Umum, Sekretaris 1, Sekretaris 2, Bendahara Umum, Bendahara 1, Bendahara 2 kemudian terdiri dari 5 bidang keorganisasian yang masing-masing memiliki Ketua Bidang, Sekretaris Bidang dan anggota tanpa Divisi-divisi khusus. Dihilangkannya Divisi-divisi khusus dikarenakan jumlah anggota IRM-MU mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak mampu lagi mencover tugas-tugas disetiap divisi. Kebijakan ini diberlakukan pada saat MAT IRM-MU ke VII Tahun 2007.

Dalam hal keanggotaan dahulu IRM-MU mencoba Profesional, sehingga bersifat tegas terhadap anggota-anggotanya, untuk sekarang sifat organisatoris tetap dipegang, namun bersifat fleksibel dimana siswa SMA Negeri 1 Banjar bisa masuk ataupun keluar dari keanggotaan IRM-MU dengan sifat keterbukaan dan dapat dipertanggungjawabkan, hal tadi juga mempunyai artian bahwa keanggotaan IRM-MU tidak mesti mengikuti T-KAD3 ( Training Kader).

Dalam hal metode dakwah IRM-MU juga semakin berkembang. Selain dakwah secara lisan dari anggota, peringatan hari besar Islam, dam lomba-lomba Islami kini IRM dapat berdakwah melalui mading masjid, mading sekolah, mading kelas, buletin, weblog, e-mail.

Perlu diketahui bersama bahwa keberadaan IRM-MU dengan segala aktivitasnya tidak terlepas dari peranan para guru yang cukup vital dalam menciptakan lingkungan sekolah yang religius, beberapa diantaranya menjabat sebagai Pembina IRM-MU itu sendiri, diantaranya adalah Bapak Ahud Solahuddin, Bapak Lili Hasanuddin, Bapak Endang Jaenudin, Bapak Mahmud Yunus, Bapak Ahmad Sobana, Bapak Itam Kistamaji, Bapak Supriatna dan Ibu Nurulmiyati. Mereka adalah para guru yang memiliki peranan besar dalam mendukung segala aktivitas keislaman yang diusung IRM-MU, baik dukungan moril maupun materil. Sehingga dengan kerjasama yang baik antara pengurus IRM-MU dengan para Pembina tersebut kegiatan keislaman di sekolah menjadi lebih semarak.

Demikianlah sejarah singkat perjalanan IRM-MU SMAN 1 Banjar. Semoga bisa menjadi ibroh (pelajaran) bagi para Generasi Penerus IRM-MU SMAN 1 Banjar khususnya, umumnya bagi pembaca sekalian. Karena dakwah ini tidak akan pernah behenti, ia akan senantiasa melahirkan generasi-generasi penerus pembawa risalah nabi yang siap mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya islam di muka bumi ini, membawa umat manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya islam. Yakinlah, bahwa Allah telah berjanji di dalam Q.S. Muhammad : 7, ”Intang syurullaha yangsyurkum wayutsabbit aqdaamakum” , yang artinya ”Jika kamu menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.

ALLAHU AKBAR!!!

Catatan kaki :

1. Mushola Al Ulum adalah bangunan yang sekarang menjadi Laboratorium Agama Islam, saat itu dijadikan tempat shalat dan beberapa kegiatan keislaman lainnya karena belum ada masjid.

2. Musyawarah Badan Pengurus Tahunan (MBPT) I, Musyawarah yang pertama kali diselenggarakan oleh IRM-MU dalam merumuskan AD/ART dan pemilihan Pengurus Baru, pada tahun kedua diganti Musyawarah Anggota Tahunan (MAT) atas usul Candra Firmanto, karena Musyawarah tersebut melibatkan seluruh anggota IRM-MU, tidak hanya Badan Pengurus-nya. Hingga saat ini istilah MAT-lah yang digunakan.

3. Tidak mengikuti T-KAD hanya berlaku bagi siswa SMA Negeri 1 Banjar yang menyusul menjadi anggota IRM-MU setelah terbentuk kepengurusan yang baru

Tidak ada komentar: